Sabtu, 04 Februari 2012

KESABARAN


Hakikat Sabar
Tidak seperti yang dikira banyak orang bahwa sabar itu
menerima segala sesuatu dengan rela atau pasrah tanpa
perlawanan. Islam mengajarkan bahwa sabar itu ada pada tiga
hal:
Pertama, sabar dalam ketaatan
Artinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah
 Kesabaran
Allah SWT meskipun perintah itu berat dan dibenci oleh
nafsunya. Seorang mukmin harus tetap taat pada hal-hal yang
telah diwajibkan baginya meskipun banyak hal yang
merintangi; mulai dari kemalasan dan faktor intern lain
sampai dengan cemoohan orang, kebencian musuh Islam, dan
faktor ekstern lainnya.
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orangorang
yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)
Kedua, sabar dalam meninggalkan larangan
Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada
Allah, tetapi ia tidak sabar dalam meninggalkan larangan.
Shalat dijalankan tetapi judi juga tidak bisa ditinggalkan.
Puasa dilakukan tetapi ghibah tetap jalan. Sehingga ada
istilah prokem STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan.
Kesabaran juga harus diimplementasikan dalam
meninggalkan kemaksiatan dan larangan-larangan Allah
SWT. Orang yang mampu meninggalkan kemaksiatan,
khususnya kemaksiatan emosional, seperti marah, disebut
oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang kuat, secara hakiki.
Sebab ia telah mampu bersabar atas apa yang dilarang Allah
SWT.
 Kesabaran
Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan
lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu
menguasai dirinya ketika marah
Ketiga, sabar dalam musibah
Inilah makna sabar yang sudah banyak dimaklumi oleh
kebanyakan orang. Meskipun, seringkali orang-orang keliru
menggunakan istilah sabar. Yaitu saat seseorang mendapatkan
kesulitan lalu ia pasrah tanpa berusaha menghilangkan
kesulitan itu atau mencari solusinya dikatakan sabar. Padahal,
sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif, ia tidak
statis tetapi telah didahului atau bersamaan dengan ikhtiar
maksimal dan upaya untuk senantiasa mencari solusi atas
problematika yang dihadapinya. Saat semua upaya telah
dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, maka saat
itulah sabar bertemu dengan tawakal. Ia menyerahkan kepada
Allah. Dan sebab itu Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa
rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah-gulana,
maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya).
Dengan ujian itu, Allah mengampuni dosa-dosanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar